Aplikasi Sensor PIR Perangkap Keamanan ATM Otomatis
1. Tujuan
A. Mengetahui cara kerja sensor PIR
B. Mengetahui dan mempelajari pengaplikasian sensor PIR dalam kehidupan
2. Komponen
Perangkap kemanan ATM
otomatis dengan sensor gerak ini cukup sederhana. Rangkaian ini
membutuhkan komponen utama antara lain sebagai berikut :
- Sensor PIR
Sensor PIR adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah.
- Resistor
- Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung, stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal.
- Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara
- Dioda
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur)
- Baterai 12VDC
Baterai menyimpan energi potensi listrik dalam bentuk sel elektrokimia (sel volta). Ketika kutub posittif dan negatif baterai di hubungkan, potensi listrik kedua kutub akan menyebabkan arus listrik mengalir.
- Kunci Selonoid
kunci solenoid adalah alat elektronik yang dibuat khusus untuk pengunci pintu.
- Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan secara listrik
3. Dasar Teori
1. Sensor PIR
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan
untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif,
artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima
radiasi sinar infra merah dari luar.
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan
berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan
akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia)
melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal:
dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima
setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan
pembacaan pada sensor.
2. Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika
yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus
listrik yang mengalir melaluinya.
3. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung, stabilisasi
tegangan dan modulasi sinyal.
4. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi
untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi
getaran suara
5. Dioda
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada
umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke
satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya
(kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam
bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan
yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan
kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau
material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga
mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
6. Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa
saklar atau switch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2
bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak
Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik
untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
7. Kunci Solenoid
Solenoid door lock atau kunci solenoid adalah alat
elektronik yang dibuat khusus untuk pengunci pintu. Alat ini sering digunakan
pada Kunci Pintu Otomatis. Solenoid ini akan bergerak/bekerja apabila
diberi tegangan. Tegangan Solenoid Kunci Pintu ini pada umumnya 12 volt
tapi ada juga yang 6volt dan 24volt. Pada kondisi normal solenoid
dalam posisi tuas memanjang / terkunci. Jika diberi tegangan tuas akan
memendek/terbuka. Solenoid ini bisa digabungkan dengan sistem pengunci elektrik
berbasis RFID dan password.
4. Cara Kerja
Arus tegangan dari baterai diteruskan
ke kaki vcc pada sensor pir untuk menjadi sumber bagi sensor pir. Kemudian arus
ini dikeluarkan oleh kaki GUI pada sensor dan diterusskan untuk menjadi output
keluaran. Agar output keluaran stabil maka diperlukan transistor. Ketika sensor
mendeteksi suatu hambatan atau gerakan maka sensor berupaya untuk menaikkan
tegangan pada collector dan basis. Sehingga jika dipasang sebuah buzzer pada
resistor dan collector maka akan menghasilkan bunyi. Kemudian saat sensor aktif
maka motorDC akan aktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar